Kotak Kosong Pilkada Bangka: Implikasi Kriminologis Terhadap Stabilitas Sosial
Main Article Content
Abstract
Kemenangan kotak kosong dalam Pilkada Kabupaten Bangka 2024, yang meraih 57,25% suara, mencerminkan resistensi elektoral masyarakat terhadap sistem politik yang dianggap elitis dan tertutup. Fenomena ini menjadi indikator krisis legitimasi politik lokal dan mencerminkan kegagalan dalam sistem pencalonan yang didominasi oleh elite. Ketidaktransparanan proses pencalonan, lemahnya kaderisasi, serta kurangnya alternatif calon yang kredibel turut memperparah ketidakpercayaan publik terhadap partai politik dan institusi negara. Penolakan terhadap calon tunggal bukan semata persoalan individu, melainkan bentuk kritik kolektif terhadap proses demokrasi yang dianggap tidak mencerminkan kehendak rakyat. Dampaknya, terjadi erosi kepercayaan publik yang berpotensi memicu delegitimasi institusional dan ketegangan sosial. Oleh karena itu, perlu ada reformasi mendasar dalam mekanisme pencalonan kepala daerah. Penelitian ini menekankan pentingnya revitalisasi partai politik sebagai aktor utama dalam proses seleksi calon secara demokratis. Selain itu, penguatan pengawasan dalam proses verifikasi calon juga menjadi krusial. Dengan langkah-langkah tersebut, kualitas demokrasi lokal dapat ditingkatkan, serta stabilitas sosial dan legitimasi politik di tingkat daerah dapat terjaga
Downloads
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.