Hubungan antara Kelekatan Teman Sebaya dengan Regulasi Emosi pada Mahasiswa di Fase Emerging Adulthood

Main Article Content

Rifdah Lathifah
Dian Novita Siswanti
Eka Sufartianinsih Jafar

Abstract

Masa peralihan memiliki potensi untuk menyebabkan individu kesulitan dalam meregulasi emosi, khususnya emosi negatif yang tidak terkendali dalam durasi dan intensitasnya. Individu yang tidak mampu meregulasi emosi dapat mengakibatkan pemilihan coping emosi yang salah seperti memaki, mengumpat, merokok, melampiaskan kemarahan kepada orang sekitar, melukai diri, hingga melakukan upaya bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan teman sebaya dengan regulasi emosi pada mahasiswa di fase emerging adulthood. Subjek dalam penelitian berjumlah 401 orang dengan kriteria mahasiswa aktif dengan rentang usia 18 hingga 25 tahun. Alat ukur yang digunakan yaitu skala kelekatan teman sebaya dan skala regulasi emosi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kelekatan teman sebaya dengan regulasi emosi pada mahasiswa di fase emerging adulthood. Implikasi dari penelitian ini adalah mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dalam meregulasi emosi dengan lebih memahami emosi dan mengembangkan strategi untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi yang dimiliki.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Rifdah Lathifah, Dian Novita Siswanti, & Eka Sufartianinsih Jafar. (2024). Hubungan antara Kelekatan Teman Sebaya dengan Regulasi Emosi pada Mahasiswa di Fase Emerging Adulthood. J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah, 3(6), 6613–6621. https://doi.org/10.56799/jceki.v3i6.5176
Section
Articles

References

Ainiah, Q., & Khusumadewi, A. (2018). “Penerapan konseling kelompok realita untuk meningkatkan resiliensi diri (self recilience) Siswa.” Jurnal BK UNESA, 9(1).

Anggraini, L. N. O., & Desiningrum, D. R. (2020). Hubungan antara regulasi emosi dengan intensi agresivitas verbal instrumental pada suku batak di ikatan mahasiswa sumatera utara universitas diponegoro. Jurnal Empati, 7(3), 1103-1111.

Aprilia, N. S., & Yoenanto, N. H. (2022). Pengaruh regulasi emosi dan persepsi dukungan sosial terhadap stres akademik mahasiswa yang menyusun skripsi. BRPKM: Buletin Riset Psikologi Dan Kesehatan Mental, 2(1), 19–30. https://www.e-journal.unair.ac.id/BRPKM/article/view/31924.

Armsden, G. C., & Greenberg, M. T. (1987). The inventory of parent and peer attachment: Individual differences and their relationship to psychological well-being in adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 16(5), 427–454. https://doi.org/10.1007/BF02202939.

Arnett, J. J. (2000). Emerging adulthood: A theory of development from the late teens through the twenties. American Psychologist, 55(5), 469–480. https://doi.org/10.1037/0003-066X.55.5.469

Astuti, D., Wasidi, W., & Sinthia, R. (2019). Hubungan antara regulasi emosi dengan perilaku memaafkan pada siswa sekolah menengah pertama. Consilia: Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling, 2(1), 1-10.

Azizah, J. N., & Satwika, Y. W. (2021). Hubungan antara hardiness dengan stres akademik pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi selama pandemi Covid 19. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 8(1), 212–223. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/arti cle/view/39116

Azwar, S. (2013). Penyusunan skala psikologi (2nd). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2016). Reliabilitas dan validitas. 4th ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2017). Metode penelitian psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baradja, A. (2005). Psikologi Perkembangan: Tahapan-tahapan dan Aspekaspeknya. Jakarta: Studia Press.

Bonanno, G. A., & Mayne, T. J. (2001). The future of emotion research. In T. J. Mayne & G. A. Bonanno (Eds.), Emotions: Currrent issues and future directions (pp. 398–410). The Guilford Press.

Chandra, A. (2017). Hubungan antara Peer Attachment dengan Regulasi Emosi Siswi di Boarding School (Doctoral dissertation, Program Studi Psikologi FPSI-UKSW).

Crittenden, P. M. (2017). Gifts from Mary Ainsworth and John Bowlby. Clinical Child Psychology and Psychiatry, 22(3), 436-442.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Dewi, D. O., & Jannah, M. (2019). Perbedaan Strategi Regulasi Emosi Antara Atlet Cabang Olahraga Permainan, Akurasi Dan Beladiri. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 6(2).

Febriyanto, R. S. (2015). Regulasi emosi pada mahasiswa yang sedang menjalani proses pembuatan skripsi. Naskah Publikasi, 270–282. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/37510.

Gorrese, A., & Ruggieri, R. (2013). Peer attachment and self-esteem: A meta-analytic review. Personality and Individual Differences, 55(5), 559-568.

Gratz, K. L., & Roemer, L. (2004). Multidimensional assessment of emotion regulation and dysregulation: Development, factor structure, and initial validation of the difficulties in emotion regulation scale. Journal of psychopathology and behavioral assessment, 26, 41-54.

Gross, J. J. (1998). The emerging field of emotion regulation: An integrative review. Review of general psychology, 2(3), 271-299.

Gross, J. J., & John, O. P. (2003). Individual differences in two emotion regulation processes: implications for affect, relationships, and well-Being. Journal of Personality and Social Psychology. https://doi.org/10.1037/0022-3514.85.2.348.

Gross, J. J. (2014). Emotion regulation: Conceptual and empirical foundations. Handbook of emotion regulation, 2, 3-20.

Gross, J.J & Jazaieri, H. (2014). Emotion, Emotion Regulation, and Psychopathology: An Affective Science Perspective. Clinical Psychological Science. 2 (4), 387–401.

Hernaeny, U. (2021). Populasi dan sampel In S. Haryanti (Ed), Pengantar statistika 1 (hal. 33-34) Media Sains Indonesia. www.penerbit.medsan.co.id.

Ho, K. (2019). Seperempat orang Indonesia pernah memiliki pikiran untuk bunuh diri. Retrieved from https://id.yougov.com/id/news/2019/06/26/sepere mpat-orang-indonesia-pernah-memiliki-pikiran/.

Hurlock, B. (2006). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (5th ed.). Erlangga.

Hurlock, B. (2013). Perkembangan anak (edisi keenam). Jakarta: Erlangga.

Husna, F. M. (2020). Pengaruh kelekatan teman sebaya peer attachment terhadap penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun akademik 2019-2020 (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Izzah, C., & Santosa, B. (2020). Hubungan Antara Kualitas Kelekatan Antar Teman Sebaya Dengan Forgiveness Pada Santri Putri Pondok Pesantren Mahasiswa (Ppm) Al-Musawwa Sukoharjo (Doctoral Dissertation, Iain Surakarta).

Järvenoja, Hanna, Simone Volet, and Sanna Järvelä. (2013). “Regulation of Emotions in Socially Challenging Learning Situations: An Instrument to Measure the Adaptive and Social Nature of the Regulation Process.” Educational Psychology 33 (1): 31–58. doi:10.1080/01443410.2012.74233.

Javier, R., & Rahayu, M. N. M. (2022). Peer Attachment dan Penyesuaian Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi di masa Pandemi Covid-19. Jurnal Imiah Psikologi, 10(3), 497-506.

Kogoya, M. P. V., & Jannah, M. (2021). Pengaruh regulasi emosi terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa di masa pandemi Covid-19. Jurnal Penelitian Psikologi, 8(9), 14-23.

Kustanto, N. D., & Khoirunnisa, R. N. (2022). Hubungan antara peer attachment dengan regulasi emosi pada mahasiswa tingkat akhir. Ejournal. Unesa. Ac. Id, 134-142.

Lemeshow, S., Hosmer, D, W., Klar, J., Lwanga, S. K., & World Health Organization. (1990). Adequacy of sample size in health studies. Chichester: Wiley.

Lestari, D. A., & Satwika, Y. W. (2018). Hubungan antara peer attachment dengan regulasi emosi pada siswa kelas VIII di SMPN 28 Surabaya. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 5(2), 1-6.

Luthfi, I. M. (2019). Hubungan antara peer attachment dengan regulasi emosi pada santri dar el hikmah pekanbaru (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

Mate, G. & Neufeld, G. (2004). Hold on to your kids: Why parents need to matter more than peers. Vintage Canada.

Mauss, I. B., Bunge, S. A., & Gross, J. J. (2007). Automatic emotion regulation. Social and Personality Psychology Compass, 1(1), 146-1674.

Mawardah, M., & Adiyanti, M. G. (2014). Regulasi emosi dan kelompok teman sebaya pelaku cyberbullying. Jurnal psikologi, 41(1), 60-73.

Meganingtyas, Y., & Mufitasari, D. (2022) Regulasi Emosi dan Penyesuaian Mahasiswa Baru Saat Pandemi: Pentingkah Dukungan Emosional Orang Tua?. Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP), 8(2), 178-202.

Moran, P., Coffey, C., Romaniuk, H., Olsson, C., Borschmann, R., Carlin, J. B., & Patton, G. C. (2012). The natural history of self-harm from adolescence to young adulthood: A populationbased cohort study. The Lancet, 379(9812), 236– 243. https://doi.org/10.1016/S0140- 6736(11)61141-0.

Musslifah, A. R. (2018). Penurunan prokrastinasi akademik melalui pelatihan keterampilan regulasi emosi. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(1), 95–106. https://doi.org/10.15575/psy.v5i1.2321.

Nisfiannoor, M., & Kartika, Y. (2004). Hubungan antara regulasi emosi dan penerimaan kelompok teman sebaya pada remaja. Jurnal psikologi, 2(2), 160-178.

Nuryadi, N., Astuti, T. D., Sri Utami, E., & Budiantara, M. (2017). Dasar-Dasar Statistika Penelitan.

Papalia, D. E. & Feldman, R. D. (2014). Menyelami perkembangan manusia: Experience human development (12th ed.). Salemba Humanika.

Putri, A. R. H., & Rahmasari, D. (2021). Disregulasi Emosi pada Perempuan Dewasa Awal yang Melakukan Self Injury. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 8(6).

Pebriangi, Z. (2020). Pengaruh Regulasi Emosi Terhadap Quarter Life Crisis Pada Mahasiswa (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).

Rakhmawaty, A., Afiatin, T., & Rini, R. I. S. (2011). Pengaruh pelatihan regulasi emosi terhadap peningkatan subjective well being pada penderita diabetes mellitus. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 3(2), 187-209.

Rani, D. A. M., & Subekti, E. A. (2013). Hubungan antara gaya kelekatan menghindar dengan strategi regulasi emosi expressive suppression pada remaja perokok. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 2(2), 62-68.

Rasyid, M. (2012). Hubungan antara peer attachment dengan regulasi emosi remaja yang menjadi siswa di Boarding School SMA Negeri 10 Samarinda. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Perkembangan, 1(3), 1– 7. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/110911006_ring kasan.pdf.

Reivich, K. dan Shatte, A. 2002. The Resiliency Factor: 7 Keys to Finding Your Inner Strength and Overcoming Life’s Hurdles. New York: Three Rivers Press.

Ritonga, I. S. Z. (2021). Hubungan Regulasi Emosi dengan Agresivitas Verbal Mahasiswa pada Paguyuban Masal (Mahasiswa Asal Labuhan Batu) di Banda Aceh (Doctoral dissertation, UIN Ar-raniry).

Rohi, E. M. W. (2023). Peer Attachment Dengan Self-Regulated Learning Bagi Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. Sebatik, 27(1), 250-256.

Salovey, P. E., & Sluyter, D. J. (1997). Emotional development and emotional intelligence: Educational implications. Basic Books.

Santrock, J. W. (2003). Adolescene: perkembangan remaja (Edisi 6). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2012). Life span development: perkembangan masa-hidup (Edisi 13). Jakarta: Erlangga.

Sari, D. K. (2021). Hubungan antara Mindfullness dan Attachment dengan Regulasi Emosi pada Mahasiswa Teknik Informatika Angkatan 18 Universitas Putra Indonesia “Yptk” Padang (Doctoral Dissertation, Univesitas Putra Indonesia Yptk).

Septiningwulan, A. E., & Dewi, D. K. (2021). Hubungan antara Peer Attachment dengan Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Baru Psikologi Unesa Selama Masa Pandemi. Junal Penelitian Psikologi, 8(8), 44-56.

Silk, J. S., Steinberg, L., & Morris, A. S. (2003). Adolescents’ emotion regulation in daily life: Links to depressive symptoms and problem behavior. Child Development, 74(6), 1869–1880. https://doi.org/10.1046/j.1467-8624.2003.00643.x.

Siswandi, W. R. C., & Caninsti, R. (2020). Peran Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Regulasi Emosi Mahasiswa Perantau Tahun Pertama di Jakarta (The Role Of Peer Social Support Toward Emotion Regulation of Migrated Student in the First Year in Jakarta). Dimuat dalam. Jurnal Psikogenesis, 8(2).

Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Thompson, R. A. (2008). Emotion Regulation: A Theme In Search Of Definition. Monographs of the Society for Research in Child Development, 59(2-3), 25–52. doi:10.1111/j.1540-5834.1994.tb01276.

Thompson, R. A., Meyer, S., Raikes, H. A., Virmani, E. A., & Waters, S. (2014). Paret Emotion Representations and the Socialization of Emotion Regulation in the Family. International Journal of Behavioral Development 2014, Vol. 38(2) 164-173.

Vishkin, A., Bigman, Y., & Tamir, M. (2014). Religion, emotion regulation, and well-being. In Religion and spirituality across cultures (pp. 247-269). Dordrecht: Springer Netherlands.

Wulandari, S. D. S., & Khusumadewi, A. (2021). Kesabaran dalam Regulasi Emosi pada Santri di SMA Al Muqoddasah. ENLIGHTEN: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 4(2), 109-126.

Yudiyaputra, M. B. (2023). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Persepsi Terhadap Perilaku Self-Injury Pada Siswa SMP Negeri 1 Jatiwangi. Universitas Islam Sultan Agung.

Zeidner, M. (2015). Anxiety in Education. In International Handbook of Emotions in Education. https://doi.org/10.4324/9780203148211.ch14.