Analisis Stres Kerja pada Dokter Umum Menggunakan Intrumen Niosh Generic Job Stress Questionnaire di Rumah Sakit Daerah Jakarta

Main Article Content

Raysha Ramadhani
Arif Rachman
Rizki Adriansyah Rubini

Abstract

Stres kerja merupakan tantangan utama dalam profesi kedokteran, khususnya bagi dokter umum yang bertugas di rumah sakit daerah dengan beban kerja tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan tingkat stres kerja dokter umum di Rumah Sakit Daerah Jakarta menggunakan instrumen NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional terhadap 373 responden yang dipilih melalui simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji bivariat (Spearman, Mann-Whitney) dan uji multivariat regresi linier ganda. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata stres kerja berada pada tingkat sedang hingga tinggi (65,75 ± 20,255). Variabel-variabel yang terbukti berpengaruh signifikan dalam model akhir adalah: lingkungan fisik (B = 2,586; p = 0,000), konflik peran (B = 0,413; p = 0,000), konflik interpersonal (B = 0,162; p = 0,040), jumlah beban kerja (B = -0,818; p = 0,018), variasi beban kerja (B = 0,746; p = 0,012), tanggung jawab terhadap orang lain (B = 0,457; p = 0,012), kemampuan yang tidak digunakan (B = 1,019; p = 0,039), tuntutan mental (B = -1,186; p = 0,000), shift kerja (B = -3,220; p = 0,000), aktivitas di luar pekerjaan (B = 1,428; p = 0,005), kepribadian tipe A (B = -0,359; p = 0,004), dan penilaian diri (B = -0,404; p = 0,005). Temuan menunjukkan bahwa stres kerja tidak hanya dipengaruhi oleh beban tugas, tetapi juga oleh faktor psikososial dan kepribadian. Intervensi manajerial yang terarah pada perbaikan lingkungan kerja, pengelolaan beban tugas, dan penguatan keseimbangan kehidupan pribadi dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan dokter.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Ramadhani, R., Rachman, A., & Rubini, R. A. (2025). Analisis Stres Kerja pada Dokter Umum Menggunakan Intrumen Niosh Generic Job Stress Questionnaire di Rumah Sakit Daerah Jakarta. J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah, 4(6), 1071–1077. https://doi.org/10.56799/jceki.v4i6.10744
Section
Articles

References

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2023). Statistik Kesehatan Mental Tenaga Medis 2023. Jakarta: BPS. https://www.bps.go.id

Cox, T., Griffiths, A., & Rial-Gonzalez, E. (2000). Research on work-related stress. European Agency for Safety and Health at Work. https://osha.europa.eu

Friedman, M., & Rosenman, R. H. (1974). Type A behavior and your heart. New York: Knopf.

Hartono, A. (2022). Jam kerja panjang sebagai faktor risiko utama stres kerja pada dokter umum. Jurnal Psikologi Kerja dan Kesehatan, 14(2), 102–115.

Hurrell, J. J., & McLaney, M. A. (1988). Exposure to job stress: A new psychometric instrument. American Journal of Community Psychology, 16(2), 219–237. https://doi.org/10.1007/BF00922730

Karasek, R. A. (1979). Job demands, job decision latitude, and mental strain: Implications for job redesign. Administrative Science Quarterly, 24(2), 285–308. https://doi.org/10.2307/2392498

Keren, D. (2024). Self-assessment sebagai alat pengelolaan stres dalam profesi medis. Jurnal Kesehatan Jiwa dan Psikologi Klinis, 6(1), 30–41.

Kompas Health. (2023). Survei: 58% dokter umum alami stres kerja tinggi di Jakarta. Kompas.com. https://www.kompas.com

Kompier, M., & Marcelissen, F. H. G. (1995). Improving work and health: Research and practical experiences. In M. J. Kompier & C. L. Cooper (Eds.), Preventing stress, improving productivity (pp. 1–30). London: Routledge.

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York: Springer Publishing Company.

Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter, M. P. (2001). Job burnout. Annual Review of Psychology, 52, 397–422. https://doi.org/10.1146/annurev.psych.52.1.397

Putri, N., & Handayani, S. (2020). Faktor penyebab stres kerja pada dokter umum: Studi kasus di RSUD Jakarta. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 10(1), 50–60.

Santoso, H., & Marzuki, I. (2023). Peran dukungan sosial terhadap tingkat stres pada tenaga kesehatan. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 5(2), 88–95.

Saputra, R. (2022). Korelasi antara aktivitas sumbu HPA dan stres kronis pada pekerja medis. Jurnal Ilmu Fisiologi Klinis, 11(1), 19–28.

Shanafelt, T. D., Boone, S., Tan, L., et al. (2012). Burnout and satisfaction with work-life balance among U.S. physicians relative to the general U.S. population. Archives of Internal Medicine, 172(18), 1377–1385. https://doi.org/10.1001/archinternmed.2012.3199

Siegrist, J. (1996). Adverse health effects of high-effort/low-reward conditions. Journal of Occupational Health Psychology, 1(1), 27–41. https://doi.org/10.1037/1076-8998.1.1.27

Sulsky, L. M., & Smith, C. A. (2005). Work stress. Belmont, CA: Thomson Wadsworth.

West, C. P., Dyrbye, L. N., Satele, D. V., Sloan, J. A., & Shanafelt, T. D. (2018). Concurrent validity of single-item measures of emotional exhaustion and depersonalization in burnout assessment. Journal of General Internal Medicine, 27(11), 1445–1452.

Widodo, W., & Pratiwi, T. (2022). Stres kerja dan faktor risikonya di sektor pelayanan publik. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 20(1), 12–21.

World Health Organization. (2016). Work-related stress: A growing problem. Geneva: WHO. https://www.who.int

Yulianto, D., & Suryani, N. (2017). Hubungan lingkungan kerja dan stres psikologis dokter di rumah sakit rujukan. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Indonesia, 9(1), 22–34.