Implementasi Akad Bai’ al-‘Inah Dalam Praktek Ekonomi Islam Di Malaysia Perpektif Ulama Kontemporer
Main Article Content
Abstract
Akad Bai’ al-‘Inah merupakan salah satu bentuk transaksi jual beli dalam Islam yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tanpa melanggar prinsip larangan riba. Akad ini melibatkan dua transaksi: penjualan suatu barang oleh penjual kepada pembeli secara tunai, kemudian pembeli menjual kembali barang tersebut kepada penjual semula secara cicilan atau kredit dengan harga yang lebih tinggi. Meskipun bentuknya dianggap sah oleh sebagian ulama, akad ini tetap menimbulkan kontroversi karena substansinya menyerupai pinjaman berbunga. Di Malaysia, Bai’ al-‘Inah telah diimplementasikan secara luas dalam industri keuangan Islam, terutama oleh lembaga perbankan sebagai instrumen pembiayaan pribadi dan modal kerja. Implementasi modern di Malaysia menunjukkan adanya regulasi ketat dari Bank Negara Malaysia serta Dewan Syariah Nasional guna memastikan praktik ini sesuai dengan maqasid al-shariah. Studi ini menganalisis secara kritis penerapan akad Bai’ al-‘Inah di Malaysia, dengan fokus pada relevansi, keabsahan, serta tantangan etis dalam praktik kontemporernya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi deskriptif-normatif dilihat dari aspek literatur dan telaah fatwa serta kebijakan regulator sebagai sumber utama. Temuan menunjukkan bahwa meskipun terdapat pembenaran syariah, sebagian pihak masih mempertanyakan keaslian tujuan syariah dalam praktik akad ini di era modern.
Downloads
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
‘Abd Allah Ibn Ahmad Ibn Qudamah al-Maqdisi.(1992). Al-Mughni, juz 6, cet 2, (Kairo: Hijr li al-Tiba’ah wa al-Nashr wa al-Tawzi’ wa al-I’lan), hlm. 260.
Abu Zakariyya Yahya Bin Sharf al-Nawawi, Al-Minhaj al-Sawi fi Tarjamah al-Imam al-Nawawi dan Muntaqa al-Yunbu’, (tahqiq: ‘Adil Ahmad ‘Abd al-Mawjud dan ‘Ali Muhammad Mu’awwad), (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t) hlm. 86.
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Ibn Majah Al-Quzawaeni, Sarah Ibn Majah, Juz. 2, (Beirut: Darul Fikri, t.t), hlm. 1737.
Abdullah Al-Mushlih dan Shalah Ash-Shawi.(2008). Fikih Ekonomi Keuangan Islam, (terj. Abu Umar Basyir), (Jakarta: Darul Haq), hlm. 91-92.
Adurrahman Al-Jazairy.(1990). Khitabul Fiqih ‘Ala Madzahib al-Arba’ah, Juz 2, (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmia), hlm. 134.
Ad-Daraquthni, Al imam Al Hafizh Ali Bin Umar.92008). Sunan Ad-Daraquthni, bab jual bbeli, cet. I, (Jakarta: Pustaka Azzam), hlm. 142, No. hadis: 2982.
Ahmad Wardi Mslich.(2015). Fiqih Muamalat, (Jakarta: Amzah), hlm. 176.
Al-Nawawi, Raudlah al-Thalibin, Juz III, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, t.t), hlm 3.
Ayub.(2002). Al-Mu’amalat Al-Maliyah fil Islam, (Cairo: Dar El-Salam), hlm. 110.
Ascarya.(2011). Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers), hlm. 35.
Bank Negara Malaysia.(2010). Resolusi Syariah Dalam Keungan Islam, cet 2, (Malaysia: Bank Negara Malaysia), hlm. 109.
Dimyauddin Djuwaina.(2008). Pengantar Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Gema Insani), hlm. 69-72.
Dewan Syariah Nasional Fatwa Nomor 90//DSN-MUI/XII/2013, hlm. 10.
Fak Fakhr al-Din ‘Uthman bin ‘Ali al-Zayla’i.(2000). Tabyin al-Haqa ‘I Sharh Kanz al-Daqaiq, (tahqiq: Ahmad ‘Izzu ‘Inayah Bersama Hasiyah al-Shalabi), juz. 4 (Beirut: Dar al- Kutub al-‘Ilmiyyah), hlm. 382.
Ibnu Qudamah, Al-Mughny, ala Mukhtashar al-Kharqy, Juz III, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, t.t), hlm. 396.
Mahkamah Agung RI.(2011). Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Edisi Revisi, Bab I Pasal 20, (Republik Indonesia), hlm 10.
Mardani.(2012). Fiqih Ekonomi Syariah Fiqih Muamalah, (Jakarta: Prenadamedia Groupp), hlm. 71.
Muhammad Shalah.(1990). Problematika Investasi Pada Bank Islam dan Solusi Ekonomi Islam, (terj), (Jakarta: Migunani), hlm. 277.
Muhammad Asro dan Muhammad Kholid.(2011). Fiqih Perbankan, (Bandung: CV Pustaka Setia), hlm. 103-104.
Muhammad Ibn Ahmad Ibn Rushd.(1999). Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtasid, (Beirut: Dar Ibn Hazm), hlm. 509.
Muhammad bin ‘Ali al-Shawkani.(1999) Nayl al-Awtar Sharh Muntaqi al-Akhyar min Ahadith Sayyid al- Akhyar, juz. 5. (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah), hlm. 219.
Muhmud Yunus.(2010). Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunuw Wa Dzurriyah), hlm. 75.
Nasrun Haroen.(2007). Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Pratama), hlm. 111.
Sayyid Sabiq.(2014). Fikih Sunnah, Jilid 5, (Jakarta: Cakrawala Publishing), hlm. 158.
Syafi’I Antonio.(2022). Bank Syariah: Analisis Kekuatan, peluang, Kelemahan dan Ancaman, (Yogyakarta, Ekonisia).
T.M. Hasbi Ash-Shidiqy.(1984). Pengantar Fiqih Muamalah, (Jakarta: Bulan Bintang), hlm. 8.
Tim Redaksi Fokus Media.(2008). Kompilasi Hukum Ekonomi Syarii’ah, (Bandung: Fokusmedia), hlm. 192.
Yusuf al-Qaradawi.(1998). Bay’ Al-Murabahah li al-Amir bi al-Shira’ Ka Ma Tujrihi al-Masarif al-Islamiyyah, Cet 2, (Kairo: Maktabah Wahbah), hlm. 45.
Wahbah As-Zuhaili.(2011). Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (terj. Abdul Hayyie al-Kattani), cet. 1, (Jakarta: Gema Insani), hlm. 132-133.
Wahbah Al-Zuhayli.(1997), Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, juz 4, cet. 4. (Damshiq: Dar al-Fikr), hlm. 3455.